Rabu, 18 September 2013

Manasik Umrah PDA Travel

KENAPA BERUMRAH?
قالَ رسولُ اللهِ صلى اللهُ عليهِ وسلمَ: "لا تزولُ قَدَمَا عَبْدٍ يومَ القيامةِ حتى يُسألَ عنْ أربع ٍ عنْ عُمُرِهِ فيما أفناهُ وعنْ جسدِه فيما أبْلاهُ وعنْ مالهِ مِنْ أيْنَ أخذهُ وفيما أنْفَقَهُ وعنْ عِلمِهِ ماذا عَمِلَ بهِ


Rasul bersabda:
Tidak akan bergeser kedua kaki anak adam (ketika dihisab) pada hari kiamat kelak, sehingga mereka ditanya tentang 4 hal: tentang umur, untuk apa dimanfaatkan? Badan, untuk apa dipergunakan? Harta, dari mana diperoleh dan untuk apa dipergunakan? Ilmu, bagaimana pengamalannya?

Jikalau sepanjang tahun kita lalui untuk menikmati segala anugerah dan rizki dari Allah, maka tidakkah sepatutnya dalam satu tahun itu ada waktu yang kita khususkan untuk beribadah kepada Allah, seperti melalui haji atau umrah?!

DALIL SYARIAT UMRAH

      Firman Allah

QS: al-Baqarah:  196
وَاَتِمُّوا الْحَجَّ وَ الْعُمْرَةَ لله
Artinya:
“Dan sempurnakanlah haji dan Umrah karena Allah”
       
      Hadis Rasul
Dari Abu Hurairah, Ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا ، وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ
Antara umrah yang satu dan umrah lainnya, itu akan menghapuskan dosa di antara keduanya. Dan haji mabrur tidak ada balasannya melainkan surga.” (HR. Bukhari no. 1773 dan Muslim no. 1349)

      Ijma` (kesepakatan ulama)
Para sahabat dan ulama mujtahid sepakat bahwa umrah disyariatkan oleh agama.

HUKUM UMRAH
Menurut Qaul Jadid Imam Syafi`i berumrah hukumnya wajib, karena Allah memerintahkan pada QS: Al-Baqarah: 196, untuk menyempurnakan haji dan umrah. Kewajiban ini hanya sekali seumur hidup.
Rasul Saw. umrah 4 kali: pada bulan Dzulqa`dah tahun 6 H (Umrah Hudaybiah, bulan Dzulqa`dah 7 H (umrah Qadha`), bulan Dzulqa`dah 8 H (setelah perang Hunain), dan umrah yang dilaksanakan berbarengan dengan Haji Wada` (tahun 10 H).

KEUTAMAAN UMRAH
      Umrah adalah jihad sebagaimana ibadah haji.
‘Aisyah berkata,
قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ عَلَى النِّسَاءِ جِهَادٌ قَالَ « نَعَمْ عَلَيْهِنَّ جِهَادٌ لاَ قِتَالَ فِيهِ الْحَجُّ وَالْعُمْرَةُ »
Wahai Rasulullah, apakah wanita juga wajib berjihad?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Iya. Dia wajib berjihad tanpa ada peperangan di dalamnya, yaitu dengan haji dan ‘umroh.” (HR. Ibnu Majah no. 2901).
       
      Menghapus dosa di antara dua umrah.
Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا ، وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ
Antara umrah yang satu dan umrah lainnya, itu akan menghapuskan dosa di antara keduanya. Dan haji mabrur tidak ada balasannya melainkan surga.” (HR. Bukhari no. 1773 dan Muslim no. 1349)
           
Umrah menghilangkan kefakiran.
Rasul bersabda,

تَابِعُوا بَيْنَ الْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ فَإِنَّهُمَا يَنْفِيَانِ الْفَقْرَ وَالذُّنُوبَ كَمَا يَنْفِى الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ وَالذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَلَيْسَ لِلْحَجَّةِ الْمَبْرُورَةِ ثَوَابٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ


Laksanakanlah umrah beserta haji, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa sebagaimana pembakaran menghilangkan karat pada besi, emas, dan perak. Sementara tidak ada pahala bagi haji yang mabrur kecuali surga.” (HR. An-Nasai no. 2631, Tirmidzi no. 810, Ahmad 1/387)

HIKMAH DAN MANFAAT UMRAH
      Manfaat secara keimanan
Pelaksanaan umrah merupakan wujud `ubudiyah kepada Allah secara hakiki, taqarrub kepada Nya, dan berbekal diri dengan taqwa untuk mengagungkan syi`ar-syi`ar agama Allah. Sehingganya selama pelaksanaan umrah, manusia bersedia jauh dari kesenangan dunia dan meninggalkannya.
 
      Manfaat secara ruhiyah.
Kegiatan umrah adalah menfokuskan diri untuk beribadah kepada Allah, mendidik jiwa, memberi asupan ruh, meraih pahala secara maksimal, dan upaya menggugurkan segala dosa.
            Manfaat secara tarbiyah (pendidikan)
Ibadah umrah melatih seseorang untuk mengemban berbagai kesulitan dan bersabar menghadapi hal-hal yang tidak disenangi. Juga melatih untuk berbicara yang baik dan bertindak yang baik. Jauh dari perbuatan tercela, perkataan kotor, kasar, dan dosa.
       
      Manfaat secara Akhlaq
Ibadah umrah sebagai fasilitas untuk memantapkan nilai-nilai akhlaq yang mulia, seperti: ukhuwwah islamiyah, jujur, bersikap tawadhu` sesama manusia, membantu yang lemah dan kaum wanita, memahami kesetaraan seluruh manusia yang tidak dibedakan oleh kasta. 
 
      Manfaat secara sosial kemasyarakatan
Dengan saling kenal, saling memahami, saling berkasih sayang, saling menasehati, saling menjaga perasaan selama pelaksanaan umrah akan terbentuk sebuah karakter muslim yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Sebuah tatanan masyarakat yang kuat, dinamis, dan harmonis.
 
      Manfaat secara ekonomi
Dengan berkumpulnya penduduk muslim dari seluruh dunia pada satu tempat, pelaksanaan umrah bisa mendongkrak ekonomi masyarakat sekitar tanah suci. Di samping itu, ketika melihat perdagangan di tempat yang dilalui akan menginspirasi para tamu Allah untuk mengembangkan usaha tertentu dan berinisiatif untuk berinvestasi yang prospektif.

PERSIAPAN SEBELUM BERANGKAT 
1.      Bertaubat kepada Allah dari segala dosa kepada Allah.
2.      Memohon maaf kepada manusia atas kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan.
3.      Menyelesaikan atau menyiapkan cara penyelesaian segala kewajiban yang menjadi tanggungan dan harus ditunaikan.
4.      Jikalau ada hutang-hutang, selesaikanlah hutang-hutang tersebut sebelum berangkat atau musyawarahkanlah cara pelunasannya jikalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam perjalanan umrah, yang menyebabkan tidak bisa kembali lagi dan bisa melunasi hutang.
5.      Jikalau ada asset yang bisa diwariskan, sebaiknya membuat wasiat terhadap penggunaan harta yang ditinggalkan.
6.      Mempersiapkan bekal halal untuk selama perjalanan dan bekal untuk nafkah orang-orang yang wajib dinafkahi yang tidak ikut melaksanakan haji.
7.      Mempelajari segala hal berkenaan dengan pelaksanaan haji, terutama hukum-hukumnya (manasik umrah).
8.      Berupaya mencari kawan yang sholih dan bergaul dengannya selama dalam perjalanan.
9.      Menjaga kesehatan fisik, pikiran dan perasaan.

RUKUN UMRAH
1.      Berihram dan berniat umrah di miqat
2.      Thawaf
3.      Sa`i
4.      Tahallul (memotong/mencukur rambut)
5.      Tertib dalam melaksanakan rukun-rukun umrah

IHRAM
1.      Membersihkan badan sebelum berihram, seperti: memotong kuku, mencukur bulu ketiak, bulu kemaluan, dll..
2.      Mandi 
3.      Memakai wangi-wangian di badan (tidak boleh pada kain ihram)
4.      Memakai pakaian tidak berjahit (bagi laki-laki). Sebaiknya berwarna putih.
5.      Shalat sunnah ihram 2 rakaat
    1. Rakaat pertama: membaca surat Al-Kafirun
    2. Rakaat pertama: membaca surat Al-Ikhlas
6.      Niat umrah (sebaiknya dalam keadaan menghadap kiblat):
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ عُمْرَةً / نَوَيْتُ الْعُمْرَةَ وَاَحْرَمْتُ بِهَا لِلهِ تَعَالىَ
7.      Memperbanyak bacaan talbiyah
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ، لَكَ وَالْمُلْكُ، لاَ شَرِيْكَ لَكَ
Aku datang memenuhi panggilan-Mu, Ya Allah. Aku datang memenuhi panggilan-Mu, Aku datang memenuhi panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat, dan segenap kekuasaan adalah milik-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu

Waktu Berihram (Miqat Zamani)
Haji      : Bulan Syawwal, Dzulqa`dah, dan Dzulhijjah
Umrah : Sepanjang tahun

Tempat Berihram (Miqat Makani)
Tempat berihram penduduk Makkah:  dari rumah masing-masing
Tempat berihram bagi yang datang dari luar Makkah:
Ø  Yalamlam                    : masuk Makkah melalui Yaman
Ø  Bir Ali                          : masuk Makkah melalui Madinah
Ø  Dzata `Irq                    : masuk Makkah melaui Iraq
Ø  Qarn al-Manazil          : masuk Makkah melaui Nejed Hijaz dan Nejed Yaman
Ø  Juhfah (Rabigh)           : masuk melalui wilayah Syam (Suria, Yordania, Palestina, Lebanon, dll.)

Berumrah Kembali, Setelah umrah pertama
Tempat berihram umrah bagi yang sedang berada di Makkah:
      Ji`ranah           : tempat Nabi berihram setelah perang Hunain
Tan`im                        : tempat Sayyidah Aisyah berihram, berdasarkan suruhan Nabi
Hudaybiyah   : tempat Rasul masuk Makkah untuk berumrah yang ditunda, karena dicegat oleh kafir Qurays pada tahun 6 H.

LARANGAN SELAMA BERIHRAM
1.      Memotong kuku,
2.      Memotong/mencabut/melepaskan bulu-bulu yang ada di badan,
3.      Menyisir rambut/bulu-bulu di badan,
4.      Memakai wangi-wangian (di badan ataupun di pakaian),
5.      Memakai pakaian berjahit (bagi laki-laki),
6.      Menutup kepala (bagi laki-laki),
7.      Memakai sarung tangan (bagi perempuan),
8.      Memakai cadar (bagi perempuan),
9.      Memakai sepatu,
10.  Menikah atau menikahkan,
11.  Berhubungan badan dengan istri,
12.  Bermesraan suami-istri (berciuman, dll.),
13.  Berburu binatang buruan,
14.  Menebang/mematahkan pohon dan tanaman di tanah haram.

KEDATANGAN DI MAKKAH
      Do`a masuk masjidil haram
اَللَّهُمَّ اَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ وَاِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلَام فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلاَمِ وَاَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ دَارَ السَّلاَمِ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ يَاذَا الْجَلَالِ وَالْاِكْرَامِ. اَللَّهُمَّ افْتَحْ لِى اَبْوَابَ رَحْمَتِكَ. بِسْمِ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ
  
       Do`a melihat ka`bah
اَللَّهُمَّ زِدْ هَذَا الْبَيْتَ تَشْرِيْفًا وَتَعْظِيْمًا وَتَكْرِيْمًا وَمَهَابَةً وَزِدْ مَنْ شَرَّفَهُ وَعَظَّمَهُ وَكَرَّمَهُ مِمَّنْ حَجَّهُ أَوِ اعْتَمَرَهُ تَشْرِيْفًا وَتَعْظِيْمًا وَتَكْرِيْمًا وَبِرًّا

THAWAF
1.      Thawaf dilakukan sebanyak 7 kali,
2.      Thawaf dalam keadaan suci dan menutup aurat,
3.      Memulai thawaf dari garis coklat yang sejajar dengan sudut Ka`bah yang ada Hajar Aswad, (saat ini ditandai dengan lampu hijau di pinggir pelataran Ka`bah),
4.      Mengeliling Ka`bah berlawanan dengan arah putaran jarum jam (posisi ka`bah berada di sebelah kiri),
5.      Dianjurkan mencium Hajar Aswad,
6.      Dianjurkan menyentuh/meraba hajar aswad, jikalau tidak bisa menciumnya,
7.      Mengisyaratkan dengan tangan, jikalau tidak bisa menyentuh/meraba Hajar Aswad dan tidak bisa menciumnya,
8.      Memulai thawaf dengan membaca بِسْمِ اللهِ اَللهُ أَكْبَر
9.      Thawaf di luar Ka`bah, tidak boleh masuk Hijir Ismail,
10.  Berlari-lari kecil pada tiga putaran pertama (bagi laki-laki),
11.  Menampakkan bahu kanan (اِضْطِبَاعْ) saat thawaf (bagi laki-laki),
12.  Menyentuh Rukun Yamani atau dengan isyarat tangan,
13.  Membaca do`a selama berthawaf,
14.  Sebaiknya tidak makan apapun dan tidak berbicara saat thawaf,
15.  Dianjurkan agar thawaf dilakukan secara berkesinambungan,
16.  Setelah thawaf, shalat sunat 2 rakaat di belakang maqam Ibrahim,
17.  Memperbanyak berdo`a di Multazam,
18.  Sebaiknya shalat sunnat 2 rakaat di Hijir Ismail,
19.  Meminum air zam-zam dan berdo`a.

SA`I
1.      Harus dilakukan setelah thawaf, tidak boleh sebelum thawaf,
2.      Di atas bukit Shafa menghadap Ka`bah dan berdo`a,
3.      Sa`i dilakukan sebanyak 7 kali (jarak Shafa-Marwa 450 m).
4.      Sa`i dimulai dari bukit Shafa dan berakhir di bukit Marwa,
5.      Dianjurkan sa`i dalam keadaan suci dan menutup aurat,
6.      Perjalan dari Shafa ke Marwa di hitung satu kali perjalanan sa`i,
7.      Antara dua lampu hijau, bagi laki-laki dianjurkan berlari-lari kecil,
8.      Dianjurkan agar sa`i dilakukan secara berkesinambungan,
9.      Memperbanyak do`a selama melakukan sa`i

TAHALLUL
1.      Memotong/mencukur rambut kepala bagi laki-laki, minimal 3 helai rambut. Bagi perempuan diwajibkan hanya memotong rambut kepala dengan tetap menjaga aurat tetutup.
2.      Jika rambut tidak ada, boleh dengan menggesekkan pisau cukur di kepala, seolah-olah sedang mencukur rambut kepala.
3.      Memotong rambut (Tahallul) dibantu oleh orang yang sudah terlebih dahulu bertahallul,
4.      Dilakukan dalam satu waktu,
5.      Perempuan mesti tetap menutup aurat ketika tahallul,
6.      Di mulai dari sisi sebelah kanan,
7.      Setelah bertahallul, kembali diperbolehkan melakukan hal-hal yang dilarang selama berihram.

TERTIB
Semua rukun umrah mesti dilaksanakan secara berurut (dengan tertib)

TANDA-TANDA UMRAH MABRURAH
  1. Ringan memberi makan orang lain (mudah berkorban untuk orang lain),
  2. Bertutur kata yang baik,
  3. Berorientasi hidup yang menyebarkan keselamatan, menjaga kedamaian, dan ketentraman.