Rabu, 18 September 2013

Kota Jeddah

Karena keindahannya kota yang terletak di pertengahan pesisir pantai laut merah sebelah timur ini dijuluki dengan "Sang Pengantian Putri Laut Merah". Kota ini memiliki arti
penting sejak dijadikannya oleh Khalifah Utsman Bin Affan sebagai pelabuhan untuk menyambut kedatangan jamaah haji yang datang melalui jalur laut. Sampai saat ini Jeddah masih menjadi pelabuhan utama untuk kedatangan jamaah haji melalui jalur udara, darat, dan laut. Sehingga Jeddah juga disebut dengan Pintu Gerbang Dua Tanah Haram (Makkah dan Madinah).
Di pinggiran pantai yang indah ini terdapat sebuah masjid yang kerap dikunjungi oleh jamaah haji dan umrah dari Indonesia. Mereka mengenalnya dengan `Masjid Terapung`. Bagi mereka rasanya kurang afdhal jikalau tidak singgah di masjid ini. Tidak jauh dari pasar tradisional yang berada di Balad, terdapat sebuah masjid tempat pelaksanaan eksekusi qishash bagi orang asing. Diyakini juga bahwa Siti Hawa As. dimakamkan di tengah-tengah Kota Jeddah, namun pemakamannya tidak bisa dilihat langsung, karena dipagar tinggi oleh pemerintah Saudi Arabia.

Pada dua dekade terakhir Kota Jeddah mengalami perkembangan yang sangat pesat sebagai sentra perekonomian dan perbisnisan dunia, yang menggoda para investor dari seluruh belahan dunia untuk berlomba-lomba menyambanginya. Kota yang disesaki oleh gedung-gedung pencakar langit ini masih akan diperkaya oleh ratusan bangunan pencakar langit yang sedang dibangun disertai dengan bertumbuhnya bank-bank berkaliber international. Jeddah juga menjadi gerbang utama distribusi non migas untuk kebutuhan domestik Kerajaan Saudi Arabia. Karena hiruk pikuknya oleh aktifitas perekonomian ia dijuluki juga dengan Kota Di Tengah–Tengah Pasar.