KEISTIMEWAAN KOTA MADINAH
Madinah
dikenal juga dengan nama: Thobah, Thoyyibah, Dar al-Hijrah, Dar al-Salam,
al-Mubarakah, al-Mukhtarah, dll.. yang semuanya bermakna baik. Sebelumnya
kota ini dikenal dengan nama Yatsrib, bermakna tempat yang banyak kejelekan dan
kerusakan. Berkat do`a Rasul Saw.,
kota Madinah menjadi Tanah Haram, sebagaimana Nabi Ibrahim As mendo`akan kota Makkah menjadi Tanah Haram.
kota Madinah menjadi Tanah Haram, sebagaimana Nabi Ibrahim As mendo`akan kota Makkah menjadi Tanah Haram.
Banyak
kelebihan dan keberkahan yang dimiliki oleh Madinah.
Di dalam hadis sahih
dijelaskan bahwa debu Madinah sebagai salah satu penyembuh penyakit yang
diderita. Ketika ada orang yang sakit dan mengadukan sakit kepada Nabi, beliau
meletakkan tangannya ke tanah Madinah dan mengusapkan debunya ke tempat yang
sakit dan diberikan kesembuhan oleh Allah. Orang-orang yang memakan kurma `Ajwa`
sebanyak 7 butir perhari Ia di dalam hadis sahih dijelaskan tidak akan terkena
racun dan gangguan sihir. Di jalan masuk menuju Madinah terdapat para Malaikat yang
menjaga, sehingga tidak bisa dimasuki oleh wabah penyakit dan Dajjal tidak bisa
melaluinya. Bahkan orang-orang yang meninggal di Madinah dijanjikan mendapatkan
syafaat Rasul Saw..
MASJID NABAWI
Ketika
Nabi Saw. datang ke kota Madinah, Ia langsung membangun masjid ini dengan
bentuk bujursangkar. Sejak zaman Nabi sampai saat ini sudah terjadi beberapa
kali perluasan. Berikut kami paparkan;
-
Zaman Nabi, di awal Nabi Hijrah luasnya
1060 meter persegi, kemudian pada tahun ke 7 H/628 M diperluas lagi menjadi 50x
50 m, tinggi atap 3,5 m.
-
Di masa Umar bin Khattab (17 H/638 M) masjid kembali diperluas ruangan
di sebelah Selatan 5 m, di Barat 10 m, dan di Utara 15 m. Kemudian dibuka Babus
Salam dan Babun Nisa`.
-
Di masa Utsman bin Affan (29 H/649 M) diperluas ruangan di sebelah Selatan
5 m, di Barat 5 m, dan di Utara 5 m.
-
Di masa Al-Walid al-Umawy (91 H/709 M) diperluas ruangan sebelah Barat
10 m, dan tiga ruangan di sebelah Timur 15 m, juga di sebelah Utara. Dibangun dua
atap, mihrab, dan 4 menara, serta dibuka 20 pintu.
-
Di masa Al-Mahdi (165 H/782 M) diperluas di bagian Utara saja. Dipatenkan
kembali pemakaian 20 pintu yang sudah ada, dan dibangun maqshurah, ruang
di bagian depan masjid.
-
Di masa Qayit Bay (888 H/1483 M) diperluas 1,12 m di belakang maqshurah
sebelah Timur, ditinggikan atap menjadi 11 m, dibangun 2 kubah di atas makam
Nabi dan dipasang pagar di sekitar makam Nabi.
-
Di masa Abd. Majid al-Utsmany (1277 H/1836 M) diperluas halaman di
belakang maqshurah 2,62 m di sebelah Timur dan dibuat kubah-kubah dari
batu di atas atap yang dihiasi dengan ukiran. Bagian selatan masjid masih tetap
seperti semula. Luasnya 4056 m persegi.
-
Di masa Raja Abdul Aziz (1372 H/1952 M) diperluas masjid menjadi 6024 m
persegi di bagian Timur, Utara dan Selatan. Tinggi atap 12,55 m. Letaknya di
sebelah Utara bangunan al-Majidi.
-
Di masa Raja Fahd (1405 H/1984) diperluas masjid menjadi 82.000 m
persegi yang meliputi bangunan-banguann terdahulu. Inilah perluasan terbesar
sepanjang sejarah perluasan masjid Nabawi.
MAKAM RASUL SAW DAN
MENZIARAHINYA
Rasul
SAW. adalah seorang manusia yang diutus Allah untuk menyampaikan hidayah kepada
seluruh manusia, menyampaikan risalah dari Allah, menunaikan amanah, berjihad
di jalan Allah sampai akhir hayat nya. Ia berjuang dengan mengorban nyawa dan
harta benda, kemudian meninggalkan kita pada jalan lurus yang terang benderang.
Ia mencintai kita melebihi cinta kita kepada diri kita pribadi. Di penghujung
hayatnya yang terlontar dari lisannya yang mulia adalah "ummati . . . ummati . . . (umatku) . . .(umatku) . . ."
Menurut
para ulama bahwa tanah tempat dimakamkannya Nabi merupakan tempat yang paling
mulia di muka bumi ini. Dan hadits-hadis yang berkenaan dengan berziarah kemakam
Nabi adalah hadis yang memiliki banyak jalur dan semua jalur itu saling
menguatkan derajat hadis sebagai hadis sahih. Para imam mazhab yang empat dan
ulama hadis lainnya menyatakan bahwa ziarah kekuburan Nabi adalah perbuatan
yang disyariatkan, bahkan sebagai afdhal al-qurubat, bentuk taqarrub
kepada Allah yang paling afdhal.
Raudhah dan keutamaannya.
Di
dalam masjid terdapat bagian bernama Raudhah, berdasarkan hadis Abu Hurairah
dari Rasul Saw. antara rumahku dan mimbarku adalah salah satu taman (raudhah)
dari taman-taman (raudhah) yang ada di surga. Makna taman surga ini
menurut para ulama bahwa taman tersebut benar-benar akan berada di surga nanti.
Menurut sebagian ulama maksudnya adalah bahwa rahmat dan ketentraman yang
diturunkan di tempat itu bagaikan taman yang berada di surga. Luas nya 330 m
persegi. Warna karpetnya dikhususkan dengan warna dasar hijau, dibedakan dengan
warna karpet masjid yang lainnya.
Menara-Menara Masjid
Di
zaman Nabi dan di zaman Khulafa` Rasyidun masjid Nabawi tidak memiliki kubah.
Orang yang pertama membangun kubah adalah Umar bin Abdul Aziz pada tahun 93 H pada
keempat sudut masjid dengan tinggi 22,5 m. Pada masa Qaitbay dibangun menara kelima di Babur Rahmah. Pada
perluasan Saudi pertama tiga buah tiang dibongkar karena perluasan dan diganti
dengan dua menara dengan tinggi sekitar 72 m. Kemudian pada perluasan Saudi
kedua ditambah lagi 6 buah menara dengan tinggi 104 m. Sehinggga jumlah menara
saat ini adalah 10 menara.
Area Parkir Mobil
Letaknya
di bawah halaman yang mengitari masjid Nabawi di sebelah Selatan, Barat, dan
Utara; luas keseluruhan 290.000 m persegi, terdiri dari 2 lantai dan dapat
menampung sekitar 4444 buah mobil. Terdapat juga ruang bawah tanah empat lantai
untuk berwudhu dan toilet dengan 6.000 buah kran untuk berwudhu dan 2000 kamar
mandi/WC.
Informasi penting lain setelah
perluasan Saudi 2:
1. Jumlah kubah bergera sebanyak
27 buah
2. Emas yang digunakan untuk
ornament seberat 68 Kg
3. Tembaga yang digunakan seberat
1.600 ton
4. Tiang di lantai dasar sebanyak
2.174 buah
5. Tiang di basement2.554 buah
6. Luas basemen 79.000 m
persegi
7. Tiang di lantai paling atas
550 buah
8. Tangga bergerak (eskalator) 4
buah
9. Tangga biasa 18 buah
10. Berat satu pintu kayu 2,5 ton
11. Kamera pengawas di dalam/luar
masjid 543 buah
12. Luas halaman masjid 235.000 m persegi
13. Panjang terowongan untuk
instalasi pipa AC sepanjang 7 Km.
PEMAKAMAN BAQI` AL-GHARQAD
Kata
Baqi` ini sebenarnya bermakna sebidang tanah lembut tanpa batu dan kerikil.
Tanah semacam ini paling baik untuk lokasi kuburan, yang lokasi seperti ini
sulit ditemukan di Kota Madinah. Oleh karena itu sejak zaman dahulu penduduk
Madinah memanfaatkan tanah berkarakter Baqi` sebagai pemakaman umum. Seiring
dengan perjalanan waktu nama Baqi` menjadi populer untuk nama tempat pemakaman
yang berada berdekatan dengan masjid Nabawi ini.
Di
tanah Baqi` al-Gharqad ini dimakamkan Sayyidina Utsman bin Affan (Khalifah ke
3), para istri Nabi, antara lain: Aisyah, Ummu Salamah, Juariah, Zainab, Hafsah
binti Umar bin Khattab dan Mariah al-Qibtiyah. Sedangkan Khadijah dimakamkan di
Ma`la, Makkah. Dan Maimunah dimakamkan di daerah Jummum. Di Baqi` juga
dimakamkan putra-putri Nabi, antara lain: Abdullah, Ibrahim, Fatimah, Ruqayyah
dan Ummu Kultsum. Demikian pula dengan Ibu susu Nabi, Halimah Sa`diyah,
keluarga besar Nabi, sekitar sepuluh ribu sahabat, ulama dan jamaah haji dan
umrah yang meninggal di Madinah. Keistimewaan tempat ini adalah Nabi setiap
hari mengunjunginya dan mendoakan orang-orang yang dimakamkan di tempat ini memperoleh
ampunan dan rahmat dari Allah.
MASJID QUBA`
Di
dalam hadis sahih dijelaskan bahwa Nabi Saw. hampir setiap hari Sabtu sengaja
mendatangi masjid ini dan shalat di dalamnya. Ia menjelaskan bahwa "siapa
saja yang berwuduk di rumahnya kemudian mendatangi masjid Quba` dan shalat
disana maka baginya diberikan pahala umrah"
Itulah
diantara keistimewaan Masjid Quba` yang merupakan masjid pertama kali dibangun
oleh Rasul Saw. dalam perjalanannya menuju Madinah di saat hijrah bersama Abu
Bakar. Masjid ini dinamakan dengan Quba` karena terletak di perkampungan yang
bernama Quba`, sekitar 4 Km sebelah selatan Masjid Nabawi. Waktu pembangunan
itu Rasul Saw bahu membahu dengan sahabat ikut membangunnya.
Setelah
renovasi terakhir, masjid Quba dibangun dalam bentuk dua ruangan di bagian
Selatan dan Utara. Kedua ruangan dipisah oleh pelataran yang terbuka (tanpa
atap) dan keduanya disambung dengan dua ruangan lain yang terdapat di bagian
Timur dan Barat masjid. Pelataran yang terbuka ditutupi dengan sebuah payung
yang bergerak, terbuka dan tertutup secara otomatis. Masjid ini dibangun dengan
dilengkapi empat menara pada empat sisi masjid.
JABAL UHUD
Jabal
Uhud adalah sekelompok perbukitan yang ada di Madinah dan tidak bersambungan
dengan bukit-bukit yang lain, seperti halnya bukit-bukit lainnya. Oleh karena
itulah disebut dengan Jabal Uhud, yang berarti perbukitan yang menyendiri.
Jabal Uhud berada di sebelah Utara masjid Nabawi sejauh 4 km. Nabi juga
menyebut bahwa Jabal Uhud ini adalah salah satu bukit yang berada di surga. Orang
yang telah melihatnya di dunia insya Allah akan melihatnya di surga.
Dahulu
Nabi Musa dan Nabi Harun pernah menaiki Jabal Uhud ini untuk melihat daerah
yang akan ditempati oleh Nabi akhir zaman. Jabal Uhud adalah Bukit yang
mencintai Rasul Saw. dan sahabat serta mereka juga mencintai Jabal Uhud.
Panjangnya berkisar antara 4-7 Km, lebarnya berkisar 1-3 Km.
Di
Uhud ini terdapat makam 70 orang syuhada` Uhud, termasuk panglima para
syuhada`, Hamzah bin Abdul Muthallib, yang juga paman Rasul Saw.. Mereka
meninggal pada tahun ke 3 H., saat peperangan Uhud yang terkenal dalam sejarah.
Pemakaman ini juga sering dikunjungi oleh Rasul Saw..
Jabal Rumah (Jabal al-Ainain)
Sebuah
bukit merah yang tidak terlalu tinggi dan terletak di sebelah Selatan pemakaman
Syuhada` Uhud. Disebut dengan Jabal Rumah karena disitu Nabi menunjuk 50 orang
pemanah untuk bersiaga dalam peperangan Uhud, yang dikomandoi oleh Abdullah bin
Jabir. Panjang bukit ini 175 m, lebarnya 55 m, tinggi 20 m dan kelilingnya 380
m. di sebelah tenggara masjid terdapat masjid bersejarah dikenal dengan masjid
al-Subh dan masjid al-Ainain.
MASJID QIBLATAIN
Dinamakan
dengan nama Masjid Qiblatain karena ayat tentang perubahan arah kiblat (QS:
al-Baqarah: 144) turun di saat Nabi sedang melaksanakan shalat Zhuhur di masjid
ini bersama sahabat. Di dalam riwayat lain dinyatakan bahwa yang shalat di
masjid ini hanya para sahabat, tidak disertai oleh Rasul Saw.. Pada saat itu,
di tengah melaksanakan shalat beliau langsung beralih arah kiblat dari mengarah
ke masjidil Aqsha di Palestina menjadi ke arah Ka`bah di Kota Makkah. Posisi
masjid ini berada di areal Bani Salimah, sekitar 5 Km dari masjid Nabawi ke arah
Barat Laut.
MASJID SAB`AH
Masjid sab`ah
adalah gabungan dari beberapa masjid yang dibangun oleh para sahabat untuk
beribadah secara pribadi di saat peperangan Khandaq. Diantara 7 masjid itu yang
terkenal adalah masjid al-Fath, yang dibangun di tempat didirikannya kemah
Rasul Saw.. Di masjid ini Rasul Saw. berdo`a selama 3 hari berturut-turut agar
musuh-musuh beliau terkalahkan dan do`a beliau dikabulkan oleh Allah. Masjid
yang lain adalah Masjid Salman al-Farisi, sahabat yang mengusulkan strategi
perang dengan menggali parit. Selain itu Masjid Abu Bakar al-Shiddiq, Masjid
Umar bin Khattab, Masjid Ali bin Abi Thalib, Masjid Fathimah, dan Masjid Sa`ad
bin Mu`adz.
MASJID MIQAT (MASJID BIR ALI)
Masjid ini
terletak sekitar 12 Km dari masjid Nabawi, berada di tepi jalan menuju Makkah
dan Jeddah. Masjid ini dibangun di tempat Nabi Saw. melakukan shalat dua rakaat
sebelum berihram dari Madinah. Masjid Bir Ali/Abyar Ali ini juga disebut dengan
Dzulhulaifah, masjid ini merupakan posisi miqat terjauh.
MASJID GHAMAMAH
Masjid ini
terletak berdekatan dengan masjid Nabawi, sebelah Barat Daya dari pagar di luar
masjid. Diriwayatkan bahwa masjid ini dibangun di tempat Rasul Saw. terakhir
melaksanakan shalat `Id.
MASJID IJABAH
Masjid ini
terletak di Timur Laut Masjid Nabawi, sejauh lebih kurang 580 m. Dinamakan
dengan masjid Ijabah karena pada suatu hari Rasul Saw. melewati masjid ini lalu
shalat dua rakaat dan berdo`a yang panjang dan doa beliau diijabah (dikabulkan)
oleh Allah. Setelah berdo`a Nabi
berkata: Aku meminta kepada Rabbku tiga perkara, maka Ia mengabulkan dua
permintaanku dan tidak mengabulkan satu permintaanku. Aku meminta kepadaNya
agar tidak membinasakan umatku dengan kemarau dan kelaparan, maka Iapun
mengabulkannya. Aku meminta kepada Nya agar tidak membinasakan umatku dengan
menenggelamkan mereka maka Iapun mengabulkannya. Dan Aku meminta kepada Nya
agar tidak menjadikan umatku saling berperang maka Ia tidak mengabulkannya.