Rabu, 18 September 2013

Tempat tempat Bersejarah Kota madinah




KEISTIMEWAAN KOTA MADINAH
Madinah dikenal juga dengan nama: Thobah, Thoyyibah, Dar al-Hijrah, Dar al-Salam, al-Mubarakah, al-Mukhtarah, dll.. yang semuanya bermakna baik. Sebelumnya kota ini dikenal dengan nama Yatsrib, bermakna tempat yang banyak kejelekan dan kerusakan. Berkat do`a Rasul Saw.,
kota Madinah menjadi Tanah Haram, sebagaimana Nabi Ibrahim As mendo`akan kota Makkah menjadi Tanah Haram.
Banyak kelebihan dan keberkahan yang dimiliki oleh Madinah.
Di dalam hadis sahih dijelaskan bahwa debu Madinah sebagai salah satu penyembuh penyakit yang diderita. Ketika ada orang yang sakit dan mengadukan sakit kepada Nabi, beliau meletakkan tangannya ke tanah Madinah dan mengusapkan debunya ke tempat yang sakit dan diberikan kesembuhan oleh Allah. Orang-orang yang memakan kurma `Ajwa` sebanyak 7 butir perhari Ia di dalam hadis sahih dijelaskan tidak akan terkena racun dan gangguan sihir. Di jalan masuk menuju Madinah terdapat para Malaikat yang menjaga, sehingga tidak bisa dimasuki oleh wabah penyakit dan Dajjal tidak bisa melaluinya. Bahkan orang-orang yang meninggal di Madinah dijanjikan mendapatkan syafaat Rasul Saw..

MASJID NABAWI
Ketika Nabi Saw. datang ke kota Madinah, Ia langsung membangun masjid ini dengan bentuk bujursangkar. Sejak zaman Nabi sampai saat ini sudah terjadi beberapa kali perluasan. Berikut kami paparkan;
-          Zaman Nabi,  di awal Nabi Hijrah luasnya 1060 meter persegi, kemudian pada tahun ke 7 H/628 M diperluas lagi menjadi 50x 50 m, tinggi atap 3,5 m.
-          Di masa Umar bin Khattab (17 H/638 M) masjid kembali diperluas ruangan di sebelah Selatan 5 m, di Barat 10 m, dan di Utara 15 m. Kemudian dibuka Babus Salam dan Babun Nisa`.
-          Di masa Utsman bin Affan (29 H/649 M) diperluas ruangan di sebelah Selatan 5 m, di Barat 5 m, dan di Utara 5 m.
-          Di masa Al-Walid al-Umawy (91 H/709 M) diperluas ruangan sebelah Barat 10 m, dan tiga ruangan di sebelah Timur 15 m, juga di sebelah Utara. Dibangun dua atap, mihrab, dan 4 menara, serta dibuka 20 pintu.
-          Di masa Al-Mahdi (165 H/782 M) diperluas di bagian Utara saja. Dipatenkan kembali pemakaian 20 pintu yang sudah ada, dan dibangun maqshurah, ruang di bagian depan masjid.
-          Di masa Qayit Bay (888 H/1483 M) diperluas 1,12 m di belakang maqshurah sebelah Timur, ditinggikan atap menjadi 11 m, dibangun 2 kubah di atas makam Nabi dan dipasang pagar di sekitar makam Nabi.
-          Di masa Abd. Majid al-Utsmany (1277 H/1836 M) diperluas halaman di belakang maqshurah 2,62 m di sebelah Timur dan dibuat kubah-kubah dari batu di atas atap yang dihiasi dengan ukiran. Bagian selatan masjid masih tetap seperti semula. Luasnya 4056 m persegi.
-          Di masa Raja Abdul Aziz (1372 H/1952 M) diperluas masjid menjadi 6024 m persegi di bagian Timur, Utara dan Selatan. Tinggi atap 12,55 m. Letaknya di sebelah Utara bangunan al-Majidi.
-          Di masa Raja Fahd (1405 H/1984) diperluas masjid menjadi 82.000 m persegi yang meliputi bangunan-banguann terdahulu. Inilah perluasan terbesar sepanjang sejarah perluasan masjid Nabawi.

MAKAM RASUL SAW DAN MENZIARAHINYA
Rasul SAW. adalah seorang manusia yang diutus Allah untuk menyampaikan hidayah kepada seluruh manusia, menyampaikan risalah dari Allah, menunaikan amanah, berjihad di jalan Allah sampai akhir hayat nya. Ia berjuang dengan mengorban nyawa dan harta benda, kemudian meninggalkan kita pada jalan lurus yang terang benderang. Ia mencintai kita melebihi cinta kita kepada diri kita pribadi. Di penghujung hayatnya yang terlontar dari lisannya yang mulia adalah "ummati . . .  ummati . . . (umatku) . . .(umatku) . . ."

Menurut para ulama bahwa tanah tempat dimakamkannya Nabi merupakan tempat yang paling mulia di muka bumi ini. Dan hadits-hadis yang berkenaan dengan berziarah kemakam Nabi adalah hadis yang memiliki banyak jalur dan semua jalur itu saling menguatkan derajat hadis sebagai hadis sahih. Para imam mazhab yang empat dan ulama hadis lainnya menyatakan bahwa ziarah kekuburan Nabi adalah perbuatan yang disyariatkan, bahkan sebagai afdhal al-qurubat, bentuk taqarrub kepada Allah yang paling afdhal.

Raudhah dan keutamaannya.
Di dalam masjid terdapat bagian bernama Raudhah, berdasarkan hadis Abu Hurairah dari Rasul Saw. antara rumahku dan mimbarku adalah salah satu taman (raudhah) dari taman-taman (raudhah) yang ada di surga. Makna taman surga ini menurut para ulama bahwa taman tersebut benar-benar akan berada di surga nanti. Menurut sebagian ulama maksudnya adalah bahwa rahmat dan ketentraman yang diturunkan di tempat itu bagaikan taman yang berada di surga. Luas nya 330 m persegi. Warna karpetnya dikhususkan dengan warna dasar hijau, dibedakan dengan warna karpet masjid yang lainnya.  

Menara-Menara Masjid
Di zaman Nabi dan di zaman Khulafa` Rasyidun masjid Nabawi tidak memiliki kubah. Orang yang pertama membangun kubah adalah Umar bin Abdul Aziz pada tahun 93 H pada keempat sudut masjid dengan tinggi 22,5 m. Pada masa Qaitbay  dibangun menara kelima di Babur Rahmah. Pada perluasan Saudi pertama tiga buah tiang dibongkar karena perluasan dan diganti dengan dua menara dengan tinggi sekitar 72 m. Kemudian pada perluasan Saudi kedua ditambah lagi 6 buah menara dengan tinggi 104 m. Sehinggga jumlah menara saat ini adalah 10 menara.

Area Parkir Mobil
Letaknya di bawah halaman yang mengitari masjid Nabawi di sebelah Selatan, Barat, dan Utara; luas keseluruhan 290.000 m persegi, terdiri dari 2 lantai dan dapat menampung sekitar 4444 buah mobil. Terdapat juga ruang bawah tanah empat lantai untuk berwudhu dan toilet dengan 6.000 buah kran untuk berwudhu dan 2000 kamar mandi/WC.

Informasi penting lain setelah perluasan Saudi 2:
1.      Jumlah kubah bergera sebanyak 27 buah
2.      Emas yang digunakan untuk ornament seberat 68 Kg
3.      Tembaga yang digunakan seberat 1.600 ton
4.      Tiang di lantai dasar sebanyak 2.174 buah
5.      Tiang di basement2.554 buah
6.      Luas basemen 79.000 m persegi
7.      Tiang di lantai paling atas 550 buah
8.      Tangga bergerak (eskalator) 4 buah
9.      Tangga biasa 18 buah
10.  Berat satu pintu kayu 2,5 ton
11.  Kamera pengawas di dalam/luar masjid 543 buah
12.  Luas halaman  masjid 235.000 m persegi
13.  Panjang terowongan untuk instalasi pipa AC sepanjang 7 Km.

PEMAKAMAN BAQI` AL-GHARQAD
Kata Baqi` ini sebenarnya bermakna sebidang tanah lembut tanpa batu dan kerikil. Tanah semacam ini paling baik untuk lokasi kuburan, yang lokasi seperti ini sulit ditemukan di Kota Madinah. Oleh karena itu sejak zaman dahulu penduduk Madinah memanfaatkan tanah berkarakter Baqi` sebagai pemakaman umum. Seiring dengan perjalanan waktu nama Baqi` menjadi populer untuk nama tempat pemakaman yang berada berdekatan dengan masjid Nabawi ini.

Di tanah Baqi` al-Gharqad ini dimakamkan Sayyidina Utsman bin Affan (Khalifah ke 3), para istri Nabi, antara lain: Aisyah, Ummu Salamah, Juariah, Zainab, Hafsah binti Umar bin Khattab dan Mariah al-Qibtiyah. Sedangkan Khadijah dimakamkan di Ma`la, Makkah. Dan Maimunah dimakamkan di daerah Jummum. Di Baqi` juga dimakamkan putra-putri Nabi, antara lain: Abdullah, Ibrahim, Fatimah, Ruqayyah dan Ummu Kultsum. Demikian pula dengan Ibu susu Nabi, Halimah Sa`diyah, keluarga besar Nabi, sekitar sepuluh ribu sahabat, ulama dan jamaah haji dan umrah yang meninggal di Madinah. Keistimewaan tempat ini adalah Nabi setiap hari mengunjunginya dan mendoakan orang-orang yang dimakamkan di tempat ini memperoleh ampunan dan rahmat dari Allah.

MASJID QUBA`
Di dalam hadis sahih dijelaskan bahwa Nabi Saw. hampir setiap hari Sabtu sengaja mendatangi masjid ini dan shalat di dalamnya. Ia menjelaskan bahwa "siapa saja yang berwuduk di rumahnya kemudian mendatangi masjid Quba` dan shalat disana maka baginya diberikan pahala umrah"

Itulah diantara keistimewaan Masjid Quba` yang merupakan masjid pertama kali dibangun oleh Rasul Saw. dalam perjalanannya menuju Madinah di saat hijrah bersama Abu Bakar. Masjid ini dinamakan dengan Quba` karena terletak di perkampungan yang bernama Quba`, sekitar 4 Km sebelah selatan Masjid Nabawi. Waktu pembangunan itu Rasul Saw bahu membahu dengan sahabat ikut membangunnya.

Setelah renovasi terakhir, masjid Quba dibangun dalam bentuk dua ruangan di bagian Selatan dan Utara. Kedua ruangan dipisah oleh pelataran yang terbuka (tanpa atap) dan keduanya disambung dengan dua ruangan lain yang terdapat di bagian Timur dan Barat masjid. Pelataran yang terbuka ditutupi dengan sebuah payung yang bergerak, terbuka dan tertutup secara otomatis. Masjid ini dibangun dengan dilengkapi empat menara pada empat sisi masjid.
 
JABAL UHUD
Jabal Uhud adalah sekelompok perbukitan yang ada di Madinah dan tidak bersambungan dengan bukit-bukit yang lain, seperti halnya bukit-bukit lainnya. Oleh karena itulah disebut dengan Jabal Uhud, yang berarti perbukitan yang menyendiri. Jabal Uhud berada di sebelah Utara masjid Nabawi sejauh 4 km. Nabi juga menyebut bahwa Jabal Uhud ini adalah salah satu bukit yang berada di surga. Orang yang telah melihatnya di dunia insya Allah akan melihatnya di surga. 

Dahulu Nabi Musa dan Nabi Harun pernah menaiki Jabal Uhud ini untuk melihat daerah yang akan ditempati oleh Nabi akhir zaman. Jabal Uhud adalah Bukit yang mencintai Rasul Saw. dan sahabat serta mereka juga mencintai Jabal Uhud. Panjangnya berkisar antara 4-7 Km, lebarnya berkisar 1-3 Km.

Di Uhud ini terdapat makam 70 orang syuhada` Uhud, termasuk panglima para syuhada`, Hamzah bin Abdul Muthallib, yang juga paman Rasul Saw.. Mereka meninggal pada tahun ke 3 H., saat peperangan Uhud yang terkenal dalam sejarah. Pemakaman ini juga sering dikunjungi oleh Rasul Saw..

Jabal Rumah (Jabal al-Ainain)
Sebuah bukit merah yang tidak terlalu tinggi dan terletak di sebelah Selatan pemakaman Syuhada` Uhud. Disebut dengan Jabal Rumah karena disitu Nabi menunjuk 50 orang pemanah untuk bersiaga dalam peperangan Uhud, yang dikomandoi oleh Abdullah bin Jabir. Panjang bukit ini 175 m, lebarnya 55 m, tinggi 20 m dan kelilingnya 380 m. di sebelah tenggara masjid terdapat masjid bersejarah dikenal dengan masjid al-Subh dan masjid al-Ainain.   


MASJID QIBLATAIN
Dinamakan dengan nama Masjid Qiblatain karena ayat tentang perubahan arah kiblat (QS: al-Baqarah: 144) turun di saat Nabi sedang melaksanakan shalat Zhuhur di masjid ini bersama sahabat. Di dalam riwayat lain dinyatakan bahwa yang shalat di masjid ini hanya para sahabat, tidak disertai oleh Rasul Saw.. Pada saat itu, di tengah melaksanakan shalat beliau langsung beralih arah kiblat dari mengarah ke masjidil Aqsha di Palestina menjadi ke arah Ka`bah di Kota Makkah. Posisi masjid ini berada di areal Bani Salimah, sekitar 5 Km dari masjid Nabawi ke arah Barat Laut.

MASJID SAB`AH
Masjid sab`ah adalah gabungan dari beberapa masjid yang dibangun oleh para sahabat untuk beribadah secara pribadi di saat peperangan Khandaq. Diantara 7 masjid itu yang terkenal adalah masjid al-Fath, yang dibangun di tempat didirikannya kemah Rasul Saw.. Di masjid ini Rasul Saw. berdo`a selama 3 hari berturut-turut agar musuh-musuh beliau terkalahkan dan do`a beliau dikabulkan oleh Allah. Masjid yang lain adalah Masjid Salman al-Farisi, sahabat yang mengusulkan strategi perang dengan menggali parit. Selain itu Masjid Abu Bakar al-Shiddiq, Masjid Umar bin Khattab, Masjid Ali bin Abi Thalib, Masjid Fathimah, dan Masjid Sa`ad bin Mu`adz.

MASJID MIQAT (MASJID BIR ALI)
Masjid ini terletak sekitar 12 Km dari masjid Nabawi, berada di tepi jalan menuju Makkah dan Jeddah. Masjid ini dibangun di tempat Nabi Saw. melakukan shalat dua rakaat sebelum berihram dari Madinah. Masjid Bir Ali/Abyar Ali ini juga disebut dengan Dzulhulaifah, masjid ini merupakan posisi miqat terjauh. 

MASJID GHAMAMAH
Masjid ini terletak berdekatan dengan masjid Nabawi, sebelah Barat Daya dari pagar di luar masjid. Diriwayatkan bahwa masjid ini dibangun di tempat Rasul Saw. terakhir melaksanakan shalat `Id.

MASJID IJABAH
Masjid ini terletak di Timur Laut Masjid Nabawi, sejauh lebih kurang 580 m. Dinamakan dengan masjid Ijabah karena pada suatu hari Rasul Saw. melewati masjid ini lalu shalat dua rakaat dan berdo`a yang panjang dan doa beliau diijabah (dikabulkan) oleh Allah. Setelah berdo`a  Nabi berkata: Aku meminta kepada Rabbku tiga perkara, maka Ia mengabulkan dua permintaanku dan tidak mengabulkan satu permintaanku. Aku meminta kepadaNya agar tidak membinasakan umatku dengan kemarau dan kelaparan, maka Iapun mengabulkannya. Aku meminta kepada Nya agar tidak membinasakan umatku dengan menenggelamkan mereka maka Iapun mengabulkannya. Dan Aku meminta kepada Nya agar tidak menjadikan umatku saling berperang maka Ia tidak mengabulkannya.